Ini adalah cerpen pertamaku yang aku posting di blog dari sekian banyak cerpen-cerpen ku yang sekarang entah kemana bukunya hahaa. Selamat membaca :)
Jodohkku Menanti Di Depan Gerbang
Galau...Itulah yang saat ini Nely
rasakan setelah ia putus dari Fernan mantan kekasihnya enam bulan yang lalu. Ia
tidak direstui oleh kedua orangtuanya, karena mantan Nely itu bukan laki-laki
yang baik dan usianya pun jauh lebih muda dari Nely. Selain itu orang tua Nely
juga tidak mengizinkan Nely untuk berpacaran. “Pokonya Nely kamu putus sama
Fernand ! ga ada pacar-pacaran ! Fokus sama kuliah kamu “ kata ibu Nely. Tapi
Nely entah mengapa susah move on dari Fernan. Sebenarnya ia juga mengerti bahwa
mantannya bukan laki-laki yang baik, sesungguhnya Nely berpacaran dengan Fernan
hanya karena ia ingin melampiaskan rasa bencinya pada kedua orangtuannya yang
setiap hari hobinya hanya bertengkar terus sehingga membuat Nely frustasi dan
tanpa berfikir ia menerima tawaran Fernan untuk menjadi pacarnya.
Setiap
hari Nely mengikuti berbagai kegiatan kampus yang ada. Dia adalah mahasiswa
Matematika yang cukup berprestasi. Saat ini Nely menginjak semester 8 tapi ia
masih saja ikut kegiatan kampus untuk menyibukan dirinya agar bisa move on dari
Fernan. Walau sedang mengerjakan skripsi dia rasa itu belum cukup untuk
menyibukan dirinya.
Di
semester 8 ini Nely menjadi begitu dekat dengan temannya Naim, anak pondok yang
juga seorang hafidzah itu. Pengetahuan agama Nely bertambah ketika ia makin
dekat dengan Naim. Ia sekarang sadar bahwa pacaran itu haram, kemudian Nely pun
memantapkan diri untuk tidak berpacaran lagi dan benar-benar melupakan Fernan.
Ia lebih memilih untuk benar-benar memantaskan diri agar menjadi wanita yang
solehah.
“Ya Allah maafkanlah dosa-dosa hamba, hamba khilaf Ya
Allah telah melanggar laranganMu, terimalah taubat hamba ini Ya Allah.
Sesungguhnya hanya kepadaMu lah hamba memohon dan meminta pertolongan. Ya Allah
hamba tahu jodoh seseorang itu Engkaulah yang mengaturnya. Tapi hamba tidak
tahu Ya Allah jodoh seperti apa yang telah Engkau siapkan untuk hamba. Hamba
hanya yakin bahwa wanita yang baik untuk lelaki yang baik pula maka dari itu
jodohkanlah hamba pada lelaki yang baik Ya Allah. Aamiin” itulah doa yang Nely
panjatkan disaat solatnya. Teman-teman Nely mayoritas sudah mempunyai calon
yang siap meminang mereka ketika lulus S1 nanti, bahkan ada juga yang sudah
menikah duluan sebelum wisuda. Itulah yang membuat Nely ingin segera ditemukan
dengan jodohnya. Ingin rasanya ada yang sudah siap meminangnya saat lulus
kuliah, tapi sayangnya Nely belum dipertemukan dengan sosok suami idaman yang
diharapkan Nely itu.
***
Suatu
hari saat Nely melaksanakan bimbingan skripsi yang kebetulan selesai pada jam
12.00 WIB. Disaat itu Nely mendengarkan suara adzan yang tidak seperti
biasanya. Suara itu sungguh merdu hingga dirasa dapat masuk ke hati. “Subhanallah”
gumam Nely kagum. Dengan seketika Nely beranjak dari kelasnya menuju ke Masjid
kampus. “Naim ayo solat ke Masjid..” ajak Nely pada Naim “Iya Nel ayoo” jawab
Naim sambil menyusul Nely dari belakang. “Subhanallah ya Im suara adzannya
merdu sekali dan unik deh, aku baru denger sekali ini lo ndak seperti biasanya”
kata Nely “Iya Nel tapi kok kayaknya ndak asing ya suara ini buatku” sahut Naim
“Masak sih Im ?” tanya Nely “Iya Nel tapi ndak tahu juga sih hehe, kenapa Nel ?
kamu pasti penasaran deh ya sama orangnya ?” goda Naim “Apaan sih Im ? ndak kok
“ jawab Nely sambil sedikit senyum dan tersipu malu.
Setelah wudhu saat masuk kemasjid Nely
memandangi tempat muadzin dengan seksama karena saking penasarannya dengan
suara adzan yang merdu tadi. Dilihatnya seorang pemuda yang mengenakan baju
security sedang bersiap untuk iqomah. “loh yang adzan tadi security toh, tapi kok
aku belum pernah lihat dia ya sebelumnya ?hmmm” gumam Nely dalam hati. Tidak
sadar karena melihat ke arah muadzin Nely pun menabrak Naim. “dug...”
“astagfirullah afwan Naim” kata Nely “Nely nely... kamu ini ya hayoo tundukan
pandangan dari tadi malah lihatin tempat muadzin terus...ckckck” tegur Naim
“hehe habis aku penasaran sih Naim afwan deh “ ucap Nely sambil tersenyum.
***
Ke esokan harinya Nely berangkat ke
kampus untuk melakukan rapat kegiatan Malam Mengaji yang akan diselenggarakan
besok lusa. Seperti biasa Nely hanya berjalan kaki dari kosnya. Dari kejauhan
Nely melihat seorang Security yang tidak asing baginya. Ya ia adalah security
yang adzan kemarin. Jantung Nely tiba-tiba berdegub kencang tak karuan. Nely
pun bingung akan lewat gerbang itu atau lewat belakang. Tiba-tiba security tadi
menoleh ke arah Nely, Nely pun dengan cepat langsung menundukan pandangannya.
Terlihat sekilas wajah security tadi masih terlihat muda dan lumayan tampan
hidungnya mancung alisnya tebal wah sudah seperti artis Thailand saja ha ha.
Nely ragu untuk melangkah tapi ia sudah
hampir telat untuk mengikuti rapat, akhirnya Nely memutuskan untuk lewat
digerbang depan saja tempat security itu berjaga. Nely terus menundukan
kepalanya sesekali melihat ke arah yang berlawanan dengan security tadi.
Tiba-tiba “glodhak” Nely terperosok kedalam selokan yang penutupnya memang
sudah rusak itu di pinggir gerbang. Malu bukan main yang dirasakan Nely kakinya
masuk ke selokan yang agak sempit itu. Ia pun tidak mampu berdiri. Si security baru
itu kaget dan langsung menghampiri Nely “Mbak ndakpapa ?Sini mbak saya bantu
bangun” tawaran si security. Akhirnya dengan sedikit sulit kaki Nely mampu
keluar dari lubangan itu. Bau tidak sedap pun berterbangan. “Makasih Pak eh mas
atas bantuannya” ucapan Nely lirih. “Iya mbak sama-sama lain kali hati-hati
mbak, nanti biar ini saya betulkan” jawab security sambil tersenyum. Behhh
senyumannya benar-benar bikin Nely tersipu, Nely membalas senyumannya lalu
langsung bergegas pulang untuk ganti rok. “DEMI” tulisan yang ada di dada kanan
baju security tadi, tidak lupa Nely menyempatkan untuk membaca tulisan itu tadi.
***
Sudah
terlanjur terlambat tapi Nely tetap menyempatkan hadir ke rapat kegiatannya.
Dengan sedikit tergesa-gesa Nely kembali kekampus. Tanpa ia sadari ternyata
sandal yang dipakainya adalah sandal jepit “Swallow” bukannya sepatu. Nely
kembali lewat gerbang depan karena memang gedung yang digunakan untuk rapat
berada didekat gerbang depan. Dari kejauhan Nely tidak melihat Demi, ia pun
langsung mempercepat langkahnya. Didepan gedung tiba-tiba “Loh mbak mbak...kok
pakai sandal ? sepatunya tadi kotor ya ?” tegur Demi “Astagfirullah saya ndak
sadar kalau tadi pakai sandal, ya ampun Nely” ucap Nely “ndak ada sepatu lain
ya mbak ? peraturan kampus kan ndak boleh pakai sandal mbak” tegur Demi lagi.
“Ahh iya saya tahu saya cuma mau rapat sebentar pak eh mas, ndakpapa ya sudah
telat ini soalnya cuma bentar kok trus pulang lagi, ndak-ndak kalau bikin
kotor, assalamualaikum” ucap Nely sambil segera berlalu.
Kacau
sekali hari ini pikir Nely. Karena Nely telat ia diberi hukuman untuk mendobel
mengatur 2 acara saat acara malam mengaji besok malam. “Ahh benar-benar hari
yang melelahkan...” batin Nely.
***
Pagi
yang mendung telah menyambut Nely untuk segera menyiapkan kegiatannya di
kampus. “Wah..jangan sampai hari ini hujan, nanti bisa kacau acaranya. Hmmm
harus sedia plan B ini” gumam Nely diperjalanan menuju ke kampus. Sosok tampan
berpakaian security itu sudah nampak di depan gerbang kampus. Jantung Nely berdegup
kencang lagi, apalagi ketika security itu sedang tersenyum wah wah bisa bisa
copot jantung Nely ha ha. Ketika berjalan melewati gerbang Nely sangat
memperhatikan langkahnya dan penutup selokan yang rusak itu. “Wah sudah
dibetulkan ternyata” batin Nely. “ Eh mbak-mbak yang kemarin, assalamu’alaikum”
“wa’alaikumsalam” jawab Nely,”Sudah saya betulkan kan mbak penutupnya jadi aman
lewat gerbang ini” sahut Demi si security dengan senyuman khasnya yang
mempesona, “Oh iya bagus itu Pak biar ndak ada korban lagi yang kecemplung
kesana” jawab Nely dengan sedikit malu-malu “Haha iya mbak maka dari itu segera
saya betulkan kemarin” kata Demi “ Oh ya Pak eh mas aduh panggil apa ya ?”
tanya Nely bingung “Mas aja mbak kan saya belum tua-tua amat hehe” jawab Demi dengin
sedikit tertawa “ oh iya deh mas, ehmm mas baru ya disini ?oh maksud saya mas
security baru ya disini ?” tanya Nely lagi kepo “Iya mbak saya baru disini,
tapi sudah ada sekitar seminggulah kerja disini” jawab Demi “Oh udah lumayan
lama juga ya mas, pantes sebelum-sebelumnya ndak pernah lihat mas, ternyata
baru ya ?” “Iya mbak” jawab Demi. Nely keasyikan sekali ngobrol dengan Demi dia
sangat menggunakan kesempatan dengan baik dengan terus mengepoi si Demi.
Semenjak saat itu Nely menjadi akrab dengan Demi.
Kegiatan
Malam Mengaji pun telah tiba. Semua persiapan telah disiapkan dengan rapi.
Panggung, pencahayaan, kursi tamu semuanya sudah tersiapkan. Tapi ada satu yang
menjadi kekhawatiran Nely sehingga dari tadi acara belum juga dimulai. Ya dia
adalah pengisi kajian yang belum kunjung datang dari tadi. Nely panik dan
kepanikannya memuncak saat ia diberitahu oleh pengisi kajian bahwa ia dengan
berat hati menyatakan ketidak hadirannya. Hari sudah semakin malam para tamu
undangan dan peserta kajian sudah berdatangan, dan akhirnya agar tidak membuat
para peserta menunggu Nely memulai acaranya. Acara pembukaan pun berlangsung,
Nely malah merenung sendiri diluar gedung.”Assalamu’alaikum mbak Nely kok
diluar “ tanya seorang lelaki yang mengenakan baju security Demi
“Wa’alaikumsalam..aduhhh mas saya pusing mas punya kenalan ustad ndak buat
ngisi kajian didalam ?” rengek Nely panik “Wah sebenarnya ada tapi kalau
mendadak ya tidak bisa mbak kenapa ndak bilang dari kemarin ?” jawab Demi
“Sebenernya sudah ada yang mau ngisi mas tapi tiba-tiba beliau berhalangan
hadir jadi saya ya bingung mau diganti sama siapa, tamu undangan sudah dateng
peserta juga sudah datang acaranya juga sudah dimulai tapi kalau ndak ada
pengisi kajiannya ya lucu dong...haduhh” ucap Nely panjang lebar “Emmm gimana
kalau saya saja yang ngisi kaiannya mbak boleh ndak ?” Demi menawarkan diri
“Mas bisa ?” tanya Nely ragu “Insyaallah bisa mbak” “Tapi masak mas mau pakai
baju security ? tanya Nely lagi “Ya saya ganti dulu dong mbak” “Okedeh yang
cepat ya mas, saya tunggu didalam saya masuk dulu ya“ ucap Nely lega.
Dengan
perasaan sedikit khawatir akhirnya kajian pun diisi oleh Demi, ehmm ustad Demi.
Subhanallah Nely tidak mengira sama sekali bahwa security itu faseh sekali
bacaan Al-Qurannya dan pandai berceramah. Selain itu ia juga pandai mengatur situasi
acara menjadi kondusif dan tidak membosankan. Para peserta kajian yang
mayoritas mahasiswi itu terkagum-kagum pula olehnya. “Loh itu bukannya satpam
kita ya yang biasanya adzan di Masjid itu ?” kata seorang peserta perempuan “Na
am aunty benar, yang suara adzannya merdu itu kan ?”. Was wes was woss
terdengar banyak peserta yang membicarakan Demi.
Acara
pengajian pun berjalan lancar. Tak lupa Nely berterima kasih pada Demi.
Seketika itu juga Demi menjadi terkenal dikalangan mahasiswa kampus, banyak
yang kemudian mengidolakannya. Wah ini semua berkat Nely yang mengorbitkannya
he he.
***
Demi
benar-benar mendadak terkenal di kampus banyak mahasiswa membicarakannya sampai
kabar tersebut terdengar oleh para civitas kampus. Akhirnya oleh pihak kampus
Demi dipinta untuk mengajar mengaji para staf dan dosen di kampus. Demi pun
mengiyakan tawaran tersebut.
Nely juga ikut senang berkatnya Demi
mendapat pekerjaan tambahan di kampus. “Ehmm yang dapat perkerjaan tambahan
harusnya makan-makan ini” sahut Nely mengageti Demi “Wah mbak Nely syukron mbak
iyadeh nanti saya traktir makan” jawab Demi sambil tersenyum “Mulai sekarang
panggil Nely aja ya jangan pakai mbak, kesannya aku tua banget kitakan
seumuran, gimana ?” “Ok kalau gitu Nel ndak usah panggil pakai mas mbak an lagi
deh” jawab Demi.
Saat
makan siang Demi mengajak Nely makan di kantin samping kampus untuk memenuhi
janjinya. Melihat hal itu sebagian mahasiswa menyimpulkan bahwa Demi dan Nely
mempunyai hubungan, banyak orang yang mengidolakan Demi kecewa akan hal itu.
Padahal rumor itu sama sekali tidak benar Demi dan Nely hanya berteman saja.
***
Hari-hari
berlalu seperti biasa dengan kesibukannya Nely semakin dekat dengan proses
sidang yang ia nantikan. Beberapa hari ini Nely tidak bertemu dengan Naim
karena Naim menjenguk neneknya di kampung. Nely sangat khawatir dengan
sahabatnya itu, Nely takut Naim tidak bisa segera menyelesaikan skripsinya.
“Naim kapan kamu ke kampus lagi ?aku sudah kangen sama kamu Naim “ tanya Nely
pada Naim di telefon “Hehe sekitar satu minggu lagi Nel yang sabar ya..kamu
yang tenang aku disini tetep ngerjain skripsiku kok” jawab Naim tenang “Ok sip
kalau gitu Im lega aku , semoga nenekmu lekas sembuh ya “ ucap Nely “iya Nel aamiin” “Oh ya Im banyak lo yang mau aku
ceritain ke kamu...aku lagi seneng banget ini” ucap Nely “Cerita apa sih ?
cerita aja sekarang..hmm jangan-jangan kamu jadian ya sama security itu ?hehe “
sahut Naim “Ehh ya ndak lah Im aku kan ndak mau pacaran maunya langsung nikah
aja” jawab Nely “hehe iya iya aku Cuma bercanda kok, bagus deh kalau begitu
Nel. Terus apa dong yang mau kamu ceritain ?Ohh... jangan-jangan kamu dah nikah
ya sama dia ?” tanya Naim penasaran “Ehh Naim...ndak lo masa iya aku nikah ndak
kabar-kabar kamu sih..ngawur..” marah Nely “Hehehe terus apa dong jangan bikin
aku penasaran dong Nel ?” tanya Naim, Nely pun menceritakan kedekatannya dengan
Demi semenjak kegiatan Malam Mengaji itu. Naim ikut senang mendengarnya.
***
Suatu
ketika Nely dan Demi berada dalam suatu percakapan. Nely ingin sekali
mengutarakan perasaannya yang kian menggebu pada Demi, tapi Nely tidak tahu
harus memulainya dari mana, masa iya perempuan dulu yang bilang. Tapi kalau
menunggu Demi yang bilang kenapa ia tidak segera bilang ? Hmm Nely semakin
bingung. Lalu ia berfikir akankah cintanya itu bertepuk sbelah tangan ? akankah
Demi sudah punya kekasih ? atau bahkan calon ? tiba-tiba saja Nely berfikiran
seperti itu. Nely jadi penasaran dengan status Demi yang sampai saat ini belum
ia ketahui, ia takut prasangkanya itu ternyata benar.
Akhirnya Nely nekad ingin membahas hal
itu dengan Demi. “Demi aku ingin tanya sesuatu boleh ?” ucap Nely sedikit ragu
Demi pun menjawab “Boleh Nel mau tanya apa ?” “Ehmm jujur sebenarnya aku ingin
nanyain hal ini udah lama Mi tapi kayaknya kemarin itu waktunya belum tepat
jadi aku nanyanya sekarang deh” jawab Nely pelan “Tanya apa sih Nel ?” jawab
Demi penasaran “Kamu............udah punya pasangan belum sih Mi ?” tanya Nely
lirih, Demi tersentak kaget lalu mengalihkan pandangannya dari Nely. Suasana
kemudian jadi hening, jantung Nely berdebar tak karuan melihat reaksi Demi yang
seperti itu dan tiba-tiba diam.
Nely
menunggu..menunggu...menunggu....dan akhirnya Demi memandang Nely dan menjawab
“Jujur sebenarnya...a..ku..” Demi berhenti bicara lalu menunduk dan melanjutkan
“a...ku... sudah punya istri Nel”. Dug..dug..dugdug..dugdugdug..tiiiiiiiiiiiiiiiittttttttttttttt
jantung Nely berasa berhenti berdetak. Kaget bukan main dirasakan Nely tubuhnya
tiba-tiba kaku dadanya sesak tangannya bergetar nafasnya tersendat, lalu air
matanya pun berbinar-binar.”Tapi..”ucap Demi terhenti ketika Nely langsung berlari
meninggalkan Demi “Nely !!!” panggil Demi tapi Nely tidak menghiraukan
panggilan Demi ia tak kuasa menahan tangisnya.
“Ya
Allah ternyata prasangka hamba benar ini lebih menyakitkan daripada putus
dengan Fernan, sangat sangat menyakitkan, lalu apa makna kedakatan kami selama
ini ?Bila dia bukan jodohku mengapa Engkau mempertemukannya denganku Ya Allah ?
mengapa kau membuat hamba begitu menyukainya ?Hiks hiks. Apa yang harus aku
lakukan jika bertemu dengannya lagi ? akankah aku harus menghindar ? Mengapa ia
tidak bilang sejak awal kalau ia telah beristri ? Aku tambah merasa bersalah
karena telah dekat-dekat dengan suami orang.Astagfirullahaladzim.” isak tangis
Nely semakin menjadi-jadi, tapi kian mereda setelah ia beristighfar
berkali-kali.
***
Satu minggu
sudah berlalu Nely tidak pernah pergi ke kampus, ia masih tidak mau bertemu
dengan Demi. Naim pun mencari-cari Nely tapi Nely tidak ada dikos. “Ya ampuun
Nely kan aku dah bilang mau balik minggu ini kok kamu malah pulang kampung sih
?” tanya Naim “Afwan Im aku lagi tekanan batin, jadi aku mau istirahat dulu
dirumah” jawab Nely “Kamu kenapa Nel ?Cerita dong “ bujuk Naim “Aku sakit Im
hatiku ini sakit” jawab Nely “Nely bentar aku mau tanya, Demi yang sering kamu
ceritain itu security yang jaga depan kampus ?iya ?” tanya Naim “Iya Im dia
ternyata sudah punya istri..hiks” jawab Nely dengan menangis “Nely kok kamu
ndak bilang security yang kamu maksud itu dia ? aku kenal siapa dia Nel dia itu
suaminya tetanggaku dikampung” ucap Naim “Kamu kenal Im ?kok kamu ndak bilang
ke aku sih Im ? aku sudah berharap lebih sama dia kamu suka ya lihat aku sedih
kaya gini ?hiks” marah Nely “Ndak gitu Nel aku kan belum tahu Demi yang kamu
maksud itu dia jadi ya maaf aku juga ndak tahu” jawab Naim “Kamu ini temen
sadis ya !” Tutt tutt tutt Nely mematikan telefon, ia sangat terbawa emosi.
Naim
mencoba menghubungi Nely tapi nomor Nely di matikan. Naim merasa bersalah
karena omongannya belum selesai ia utarakan sebenarnya memang benar bahwa Demi
sudah beristri dan istrinya itu adalah tetangga Naim tapi kebenarannya istri
Demi sudah meninggal tiga bulan yang lalu karena kanker rahim. Nely sangat
gegabah dalam menanggapi suatu hal, saat itu demi juga ingin menjelaskan
kelanjutan pembicaraannya bahwa memang benar dia telah beristri akan tetapi
istrinya sudah meninggal tapi Nely malah sudah lari duluan sebelum Demi
melanjutkan pembicaraannya. Demi juga merasa bersalah karena tidak mengaku
sejak awal kalau dia adalah duda. Sebenarnya Demi juga mempunyai rasa pada Nely
semenjak kejadian selokan waktu itu. Tapi Demi ragu untuk mengaku sejak awal
takut kalau Nely tidak mau menerima dirinya yang sudah duda itu.
***
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alikumsalam” jawab Nely, ia pun membuka pintu rumahnya. Dilihatnya Naim dan
Demi berdiri didpan pintu. Nely kaget karena melihat Demi ikut bersama Naim,
dengan cepat Nely menarik Naim masuk dan meninggalkan Demi didepan pintu.”Naim
cepat jelaskan kenapa kamu bawa-bawa Demi kemari ?” tanya Nely “Dia mau
menjelaskan hal yang kamu ndak tahu Nel yang ingin dia jelaskan tapi kamu malah
lari dan yang ingin aku jelaskan tapi kamu malah tutup telfonku dan matiin
nomermu” jawab Naim tegas. Nely semakin bertanya-tanya ada apa sebenarnya
sampai Demi pergi kerumahnya, dia mengernyitkan dahi sambil memandangi Naim,”Sudah
sana temui Demi dengar penjelasannya” suruh Naim.
Nely pun menghampiri Demi, dan Demi
menjelaskan maksudnya pada Nely. “Nely sebelumnya terima kasih kamu masih mau
bertemu sama aku sehingga aku bisa jelasin ini ke kamu, pembicaraan kita waktu
itu belum selesai Nel. Sebenarnya dari awal aku mau ngaku ke kamu kalau aku
ini...seorang duda, tapi aku takut sikap kamu akan berubah jika aku mengaku
seperti itu. Tapi aku salah jika berfikir demikian toh lama-kalamaan kamu juga
akan tahu statusku yang sebenarnya..” “Duda ?” potong Nely “Iya duda Nel aku
ini seorang duda istriku sudah meninggal tiga bulan yang lalu karena kanker dan
dia adalah tetangga Naim, maka dari itu aku mengenal Naim dan mengajaknya
kesini untuk menjelaskan padamu. Dia sudah bercerita panjang lebar tentang
perasaanmu padaku Nel dan perasaanku..perasaanku sama dengan perasaanmu Nely.
Sejak awal aku juga sudah menaruh rasa padamu tapi aku sadar diri status kita
berbeda maka dari itu aku tidak berani menyatakan perasaanku untuk segera
meminangmu. Toh aku juga hanya seorang Satpam kampus yang tidak mempunyai
pangkat apapun berbeda denganmu Nel calon Sarjana.” Panjang lebar penjelasan
Demi.
Mata Nely berkaca-kaca mendengar
pengakuan lelaki security itu, dia tercengang hampir-hampir ingin menangis. “Memangnya
kalau duda kenapa ?kalau kerjaannya security kenapa ? Bukannya dimata Allah
kita semua sama ? Memangnya jabatan dibawa mati ?harta dibawa mati ?hiks tidak
kan ?yang membedakan derajat manusia itu amalnya..amal ibadahnya..amal ibadah
yang dibawa mati amal ibadah yang akan ditimbang di yaumul hisab nanti
(tersenyum) bukan uang, jabatan dan hal-hal yang berbau duniawi kan ?” sahut
Nely. Sekarang Demi yang tercengang dengan jawaban Nely, matanya juga ikut
berbinar, keduanya tersenyum. Tanda ikhlas akan sesuatu yang telah ditakdirkan
oleh Allah.
**TAMAT**